Langsung ke konten utama

[Ulasan Film] Tokarev



(judul lain: Rage)


Wow, twist-nya. Wow, pelakunya.
Itu reaksiku (yah, kurang lebih) ketika film hampir berakhir.


Cerita Tokarev diawali dengan kehidupan Paul (Nicholas Cage) yang kini “normal”; namanya bersih dari kejahatan, pekerjaannya halal. Keluarganya bahagia; Caitlin, anaknya berusia 17 tahun, serta istrinya yang menyayangi mereka berdua (walaupun Cait bukan darah dagingnya).

Suatu malam, saat Paul dan istri rapat bisnis di luar, Cait di rumah bersama kedua teman laki-lakinya, Mike dan Evan. Cait diculik dan temannya tidak mampu mencegah. Tak lama, mayat Cait ditemukan dengan luka tembak di kepala. Dari uji balistik, diketahui itu berasal dari Tokarev TT-33, pistol kesukaan mafia Rusia.

Paul bersama rekan lamanya, Kane dan Danny, memburu mereka (mereka ini dipimpin Chernov).

Seiring film, Paul “memperlihatkan” pada penonton kejadian di masa lalu, secara bertahap. Itu adalah saat dia masih 17 tahun, di bawah O’Connel (kini pria tua itu di kursi roda), bersama Kane dan Danny, membunuh satpam bank demi uang. Dan ini ada hubungannya dengan Chernov. Namun, semua tutup mulut, jadi bos mafia Rusia tersebut tidak tahu siapa pelakunya.


Aku menonton Tokarev di televisi dan tidak benar-benar seluruh bagian. Mungkin aku melewatkan petunjuk pembunuh Caitlin, mungkin juga tidak. Karena, masa lalu Paul tidak secara langsung diceritakan rinci. Ketika sampai di suatu titik, boom! “Oh..., begitu. Ya ampun....”

Menonton di televisi juga berarti harus tabah dengan bagian-bagian yang dipotong. Jadi, aku tak bisa komentar soal aksinya. (Dan omong-omong, sekarang kalau ada darah dibuat hitam putih, ya.)

Kalau soal plot, menarik! Berkali-kali aku menggulirkan tebakan siapa pelakunya. Dan ternyata, bukan seseorang yang kuduga.
Namun, terkadang alurnya terasa terlalu lambat.

Kalau soal rasa? Pas!
Misalnya, saat Paul berhadapan dengan rekannya. Danny tegang dan sedih, Paul tak percaya dan marah.
Saat Paul pertama kali membunuh lagi setelah bertahun-tahun (dan setelah bertekad jadi lebih baik demi Cait karena ibu kandungnya sakit keras dan kemudian meninggal).
Dan lain-lain.

Akting para pemain juga bagus semua.

Intinya, banyak sekali, bok, yang meninggal disebabkan kasus terbunuhnya Cait ini.

Intinya, siapa menabur, dia menuai.