Langsung ke konten utama

[Ulasan Film] Rise of the Guardians

Sumber gambar: imdb.com



Jack Frost tidak tahu siapa dia. Dia muncul dari kolam beku, bisa membuat salju, hidup abadi. Hidup sendiri karena orang-orang tidak bisa melihat dia. Dia berbaur dalam masyarakat sesukanya saja. Seperti menurunkan salju, menjaili anak-anak, hingga mereka mulai bermain.

Suatu ketika, 300 tahun setelah Jack hidup, Pitch alias Boogeyman datang dan mengacau. Berusaha menghapus harapan dan rasa percaya dari anak-anak terhadap para Guardian. Para Guardian ini adalah Sinterklas (atau semacamnya), Kelinci Paskah, Sandyman (yang memberi mimpi indah penuh imajinasi), dan Peri Gigi.
Pria di Bulan kemudian menunjuk Jack sebagai Guardian penambah. Padahal, Jack tidak terbiasa dengan itu. Dia hanya gemar bersenang-senang. Jack juga tidak mengetahui kenapa dia dipilih. Dia bahkan tidak ingat dia dulu siapa, sementara Guardian lain tahu mereka dulu adalah manusia biasa.
Ingatan masa kecil Jack versi manusia tersimpan di giginya. Benar, gigi yang tanggal dan disimpan Peri Gigi mengandung kenangan anak tersebut (ketika kenangan tersebut diperlukan, Peri Gigi akan membantu). Pitch mencuri semua gigi beserta bayi-bayi Peri Gigi. Pria jahat ini juga menawarkan pertukaran dengan Jack. Gigi Jack yang berisi jawaban atas pertanyaannya ditukar dengan tongkat Jack yang bisa membuat salju dan mendesak Pitch.

Film ini bagus ditonton oleh anak-anak. Salah satunya karena menampilkan bahwa bersenang-senang itu penting. Berimajinasi. Dan, percaya. Termasuk pada kemampuan diri.


So when the Moon tells you something, believe it.” – Jack Frost


Persahabatan yang disuguhkan juga menghangatkan. Terutama antara si Kelinci dengan Jack.
Animasinya enak dilihat. Desain karakternya unik satu sama lain. Seperti ... sifat para Guardian terlihat dari fisiknya.

Saat menonton, aku merasa nama "Jack Frost" tidak asing. Oh, ternyata dia memang bagian dari legenda.
(Dan, oh, ada saja yang menyandingkan dia dengan Elsa dari Frozen....)