Judul: Gallagher
Girls #2: Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-Mata (Cross My Heart and Hope to Spy)
Penulis: Ally Carter
Penerbit: Gramedia
Pustaka Utama
ISBN: 9786020334899
Tanggal terbit: 31
Oktober 2016 (cetak ulang, cover baru)
“ ... pengintaian mungkin membantu kalian melakukan pekerjaan kalian, tapi antipengintaian membuat kalian tetap hidup.” – Mr. Solomon
Sebelumnya, Cameron Morgan, si
Bunglon dari Akademi Gallagher untuk Wanita Muda Berbakat, belajar jadi
pengintai yang baik di kelas Operasi Rahasia—salah satu pelajaran di sekolah
mata-mata khusus cewek. Pada semester keduanya di kelas sepuluh, kini Cammie belajar
antipengintaian. Dan, itu lebih sulit.
Bukan hanya masalah pelajaran,
Cammie—serta Gallagher Girl lain—merasa mendapat kompetitor. Kumpulan orang
yang barangkali lebih hebat ini adalah Blackthorne Boy, murid sekolah mata-mata
khusus cowok yang semester ini belajar bersama mereka.
Ada juga masalah cowok. Tak hanya
harus menghadapi kekikukan ketika bertemu Josh (mantan pacar), Cammie juga
harus jadi pemandu Zach di sekolah (dia adalah Blackthorne Boy yang telak
mengalahkan Cammie saat praktik langsung antipengintaian di museum Smithsonian).
Ketika ujian Asimilasi dan Budaya
yang meliputi pesta dansa serta menyamar menjadi orang yang ditentukan guru,
masalah tak terduga juga terjadi. Alarm Kode Hitam berbunyi; berarti ada pelanggaran
tingkat tinggi. Saat itu Cammie bersama Zach di luar aula dan Zach berbohong
soal kebersamaan mereka. Ini membuat Cammie serta Bex, Liz, dan Macey curiga
dan memutuskan menyelidiki para Blackthorne Boy. Menggeledah kamar, memasang penyadap,
dan menaruh pelacak. Selain itu, juga mendekati secara personal. Sialnya,
Cammie ditugasi pada Zach.
Sikap Zach membingungkan. Kadang menyebalkan. Kali lain, sisi rapuhnya terlihat—waktu berpasangan mencoba cincin pendeteksi kebohongan. Itu
tentang orangtuanya. Lalu, dia mendiamkan
Cammie. Dua minggu kemudian, Zach mengajaknya kencan ketika sekolah memberi izin muridnya ke kota.
Tapi, berakhir karena Cammie tambah mencurigai Zach kemudian meninggalkannya
dan kembali ke sekolah. Malah mengetahui daftar alumni Akademi Gallagher dicuri
(daftar yang sangat berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah).
Para Gallagher Girl harus
mendapatkannya kembali. Siapapun pelakunya. Sesulit apapun melakukannya.
Di buku dua memang terasa
persiapan plotnya tidak sebaik buku satu. Tidak dengan satu kejadian berakibat
kejadian lain, begitu seterusnya. Di awal, dikatakan ada sesuatu yang top secret; diketahui guru, tapi tidak
diketahui murid Gallagher. Ketika jelas apa rahasianya, rasanya tidak rahasia-rahasia sekali. Barangkali di
dunia mata-mata hal tersebut memang rahasia; berarti penyampaiannya kurang
meyakinkan.
Bukan berarti buku dua buruk. Tetap
bacaan menyenangkan—dengan segala kegiatan serta pelajaran mata-mata. Tetap
bacaan kocak—dengan kelucuan tingkah murid akademi. Tetap dengan bahasanya yang
mengalir menggunakan sudut pandang orang pertama. Tetap memiliki beberapa twist kecil dan satu twist besar di akhir.
Tokoh-tokoh yang dibuat Carter
unik dengan cara masing-masing. Karakternya menonjol dan mudah dibedakan.
Termasuk tokoh agak penting dan cukup-tak-penting. Seperti Macey yang sangat
paham soal cowok serta Tina yang suka membuat gosip. Walaupun murid Gallagher
genius serta (rata-rata) hebat secara fisik, mereka tetap layaknya remaja
kebanyakan. Cammie sedang labil; dia berjanji tidak melanggar aturan lagi pada
ibunya, tapi beberapa kali berhadapan pada kondisi yang membuatnya perlu
mempertimbangkan melakukakan pelanggaran.
Tokoh cowok yang ditampilkan
Carter juga menyenangkan. Ada Josh
yang (dulu) manis (kini dia terlihat sedih melihat Cammie jalan dengan Zach).
Lalu, di buku dua kita bertemu Zachary Goode yang berasal dari dunia yang sama
dengan Cammie. Zach yang imut (kata Bex) serta baik. Jika kita kesampingkan
tingkah-tingkahnya yang membingungkan, bisa dilihat dia tertarik pada Cammie.
Dan berhasil membuat pembaca (setidaknya aku) mengharapkan kisah menarik
diantara mereka.
“Oh, Gallagher Girl. Aku selalu menyelesaikan yang kumulai.” – Zach
Sampulnya cantik sekali.
Desainnya sangat menggambarkan buku remaja—penuh keceriaan (walaupun banyak
masalah, misalnya berusaha mengintai cowok yang belajar antipengintaian). Dan,
buku-buku dalam seri ini berdesain senada. Menambah daya tariknya.
Seri Gallagher Girls sungguh
menjanjikan. Kehidupan cewek di sekolah mata-mata (yang memberi pelajaran juga
bagi pembaca), juga masalah-masalah khas remaja (yang menarik serta membuat
gemas atau kadang geram). Dan tampaknya, di buku-buku selanjutnya, bisa saja
cerita menjadi lebih gelap. Dan tambah berbahaya.